Thursday 21 May 2009

Setan di Sekitar Kita

Oleh: Jufri Bulian Ababil


Kalau ada yang mengajak kepada kejahatan secara langsung dengan menjelaskan kejahatan-kejahatannya, berarti itu bukan setan. Tentu tak akan ada orang yang mau ikut. Tetapi, kalau ada yang mengajak kepada kejahatan yang telah dikemas dalam bungkus kebaikan, sehingga orang-orang yang melihatnya sekilas terpana, ini baru setan.

Jadi, pada prinsipnya orang tidak suka pada kejahatan, perbuatan dosa, munkar, maksiat atau apalah namanya. Namun, karena kejahatan itu dikemas sedemikian rupa, sehingga kelihatan indah dan menarik, sehingga orang jadi terpengaruh. Demikian pula, perbuatan yang pada hakikatnya kejahatan atau maksiat, setelah diberi aksesoris-aksesoris tertentu sehingga hakikat perbuatan itu menjadi kabur. Misalnya dengan memperhalus istilah dan sebutan bagi suatu perbutan sehingga orang tidak merasa jijik lagi mendengarnya; Ini baru kerjaan setan.

Secara Epistimologis, sebutan setan yang dikenal dalam bahasa Indonesia adalah kata serapan dari bahasa Arab, syaithon; jamaknya syayathin.Kata syaiton sendiri berasal dari kata sya-tho-na mengandung makna "ba'uda minal haq". Artinya, jauh dari kebenaran.

Sedangkan menurut terminologi bahasa, setan didefenisikan dalam berbagai pengertian, tergantung dari sumber doktrin ajaran yang melekat pada si pemberi pengertian itu. Menurut definisi yang diberikan al-Qur'an yang merupakan doktrin ajaran Islam, setan dapat didefinisikan sebagai "Manusia atau jin yang secara sadar mengajak manusia dan jin lain untuk menentang Allah dengan meninggalkan perintah-Nya atau mengerjakan pelanggaran ajaran-Nya".

1. Existensi dan Aktivitas Setan

Dalam beberapa ayat yang dijelaskan al-Qur'an dan Hadits, existensi setan itu dapat terdiri dari bangsa jin dan manusia. Setan ada yang berbangsa jin Ada pula yang berbangsa manusia. Setan yang berbansa jin dapat menjelma atau menyerupai manusia (kecuali Nabi). Selain itu setan bangsa jin juga dapat menyerupai binatang seperti ular, kalajengking dan anjing hitam. Untuk menggoda manusia ia diberi Allah kemampuan menyusup melalui peredaran darah. Setan jin ini juga mengajarkan sihir kepada melalui bisikan hati.

Firman Allah SWT QS. 2: 208: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam di segala aspek (kehidupan), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu".

Sedangkan setan yang berbangsa manusia merupakan merupakan musuh yang nyata bagi orang Mukmin. Setan-setan ini berkomplot untuk memusuhi Nabi dan Sunnahnya. Mereka juga mengajarkan kekufuran dan sihir melalui sains dan teknologi, menjerumuskan orang, lalu melepaskan tanggung jawab, suka menghasut, mengkompori dan mempropokasi serta suka mengajak kepada hukum thagut (hukum jahiliyah atau produk hawa nafsu manusia) dan meninggalkan syariat Allah, menjanjikan yang indah-indah dengan maksud menipu, suka mengada-ada, membingungkan orang sebingung-bingungnya, menyemarakkan manusia untuk hidup befoya-foya

Firman Allah SWT: "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu dari setan-setan (jenis) menusia dan jin sebahagian mereka kepada sebagian yang lain membisikkan kata-kata yang indah untuk maksud menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka berhenti mengerjakan hal itu, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan (QS. 6:12).

Strategi setan baik yang berbangsa jin maupun yang berbangsa manusia untuk mengalahkan kebenaran adalah dengan cara menghiasi perbuatan jahat dengan hal-hal yang mempesona sehingga membuat manusia yang kurang banyak mengingat Allah dan kurang minta perlindungan kepada Allah mudah terpengaruh dan terbuai. Sebaliknya juga, dengan trik-trik tertentu, setan juga dapat memutar balikkan faksa kebenaran dapat disulap dan dianggap sesat atau dipandang salah oleh orang banyak. Firman Allah SWT QS. 2: 168: "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik yang terdapat di bumi , dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan sesuatu tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui"

2. Membentengi Diri Dari Setan

Agar dapat menbentengi dari kejahatan setan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk menutup 10 jalan (pintu) masuk setan ke dalam diri manusia. Kesepuluh pintu masuk itu antara lain, (1) Menghilangkan sifat serakah dan buruk sangka sehingga melahirkan Qonaah dan yakin. Setan tidak akan mempengaruhi orang yang yakin. (2) Cinta dunia berleihan dan panjang angan-angan yang melahirkan takut mati (3) Bersantai santai, melalaikan diri merasa serba menikmati kesenangan (hedonis). (4) Ujub yang membutuh kesadaran terhadap diri sendiri (5) Menyepelakan atau tidak menghormati hak dan martabat orang lain (6) dengki dan tidak pernah merasa puas terhadap karunia yang diberikan Allah kepada yang lain. (7) Riya dan senang dipuji sehingga hilang rasa ikhlash karena Allah. Firman Allah QS. 15: 39-43, "Iblis berkata : ya Tuhanku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan (maksiat) mereka, di muka bumi, dan aku pasti akan menyasatkan mereka semuanya" Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlash di antara mereka". Allah Berfirman: "Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutmu, yaitu orang-orang yang lengah". (8) Sombong dan takabbur Kikir, pelit sehingga hilang rasa tawadlu' atau rendah hati (9) Tamak, rakus sehingga menghilangkan sifat zuhud. (10) Tidak berlebih-lebihan dan melakukan pembaziran yang menghilangkan sifat hemat dan pandai mengatur harta benda.Firman Allah QS. 17:27, "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat menentang kepada Tuhannya".

Kesepuluh sifat itu wajib dihindari sebagai tanda kita benar-benar memusuhi setan. Sebaliknya, mereka yang tidak dapat menutup diri dari kesepuluh pintu ini dikhawatirkan akan menjadi teman setan, yang pada akhirnya akan menjadi setan berbangsa manusia. Firman Allah QS. 17: 53, "Dan katakanlah kepada Hamba-hambaku: "Hendaklah mereka mengatakan ucapan yang baik-baik. Sesungguhnya setan itu pembuat perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi manusia".

3. Sudah Terbelenggukah Setan dan Kejahatan?

Dalam persepsi kebanyakan anggota masyarakat tampaknya ada anggapan bahwa pada bulan Ramadhan semua hantu, setan-setan, jin-jin jahat atau yang dikenal luas dengan istilah-istilah mistik sebagai kuntilanak, dedemit, pocong, gondoruwo, begu ganjang dan sebagainya semua terbelenggu. Namun tak jelas yang membelenggu siapa. Membelenggunya pakai apa. Benarkah persepsi itu?

Kenyataannya, apabila beberapa hari bulan Ramadlan telah berjalan, mulai tampak orang-orang sudah merokok di jalan, kedai-kedai kopi sudah mulai ramai (bedanya hanya pakai tabir/tirai penutup kecuali kaki). Korupsi dan manipulasi barangkali tetap berjalan kendati gaya agak dialim-alimkan sehingga kelihatan seperti sudah tobat.

Pada malam-malam bulan Ramadhan di tengah-tengah gema sholawat dari bilal-bilal tawawih di Surau dan Mesjid, masih tampak di berbagai tempat, kedai-kedai tuak dan tetap dikunjungi, perempuan-perempuan malam (meskipun berkurang) tetap mangkal mengincar lelaki hidung belang (bejat) sehingga kesucian Ramadlan ternodai.

Pekerjaan-pekerjaan setan yang telah disebut di atas barangkali membuat kita heran kenapa pada anggapannya, bulan Ramadlan setan dibelenggu, kenapa pekerjaan-pekerjaan setan justru tetap ada, kendati sudah dihimbau. Agaknya perlu dipertanyakan, apakah bahasa himbauan, anjuran, peringatan baik dari para pemimpin, tokoh, ulama dan aparat keamanan sudah dianggap seperti mendengar suara "kentut" sehingga dianggap tidak lucu dan angin lalu (numpang lewat). Mohon ampun dan mohon perlindungan kepada Allah. Mudah-mudahan Allah membinasakan para pemimpin-pemimpin yang melindungi maksiat dan menggantikannya dengan pemimpin-pemimpin yang melindungi para penegak amar makruf nahi mungkar, sebagaimana Firman Allah: QS. 4: 75, "Mengapa kamu tidak mau berjuang di jalan Allah sementara sudah banyak orang-orang yang tertindas di antaramu berdoa: "Oh, Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negara yang zalim (bejat, bengis, brutal) warganya ini. Dan karuniakanlah kami pemimpin dari sisimu…"

Kebanyakan rakyat sudah muak menyaksikan basa-basi sehingga hati mereka mati mendengar tentang penegakan hukum. Perut mereka mual melihat tampang-tampang yang masih pede bicara atas nama kebenaran, tapi kerjanya hanya menjual keringat orang. Kenyataan ketidakmerataan ekonomi dengan cara menjual segala yang ada di negara ini dengan harga murah, mulai dari jual informasi sampai jual "manusia". Bahasa-bahasa Front Pembela Islam (FPI), Laskar Jihad (LJ) dan organ sevisi lainnya yang bahasanya mudah dimengerti setan-setan tadi justru dibela oleh Bapak-Bapaknya setan dengan alasan Ham him hum segala macam. Begitu bebas leluasanya mereka. Sehingga jauhlah realisasi Sabda Nabi SAW:

"Bila tiba malam pertama bulan Ramadlan, dibelenggu syaitan, dan para jin yang jahat, dan tertutup pintu-pintu neraka sehingga tiada satupun pintu yang terbuka; dan terbuka semua pintu surga sehingga tiada satupun yang tertutup; dan pada tiap malam ada seruan: "Wahai orang yang ingin baik, majulah. Wahai orang yang ingin jahat berhentilah. Dan Allah memerdekakan beberapa banyak dari api neraka dan yang demikian ini tiap malam" (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Abu Hurairah)

Sebenarnya, setan yang ada dalam diri masing-masing kitalah yang perlu dibelenggu. Kejahatan dirinyalah yang pertama harus dibelenggunya. Kalau masing-masing sudah membelenggu setan dan kejahatan dalam dirinya insya Allah setan-setan lain ikut terbelenggu. Kecuali dia seorang penguasa sehingga ia dengan "politikal will"-nya dapat melakukan hal itu karena ia punya kekuatan, wewenang dan kewajiban untuk itu, untuk kebenaran, bukan untuk keuntungan.

No comments:

Post a Comment