Thursday 21 May 2009

Istilah Buat Orang Berpuasa

Dalam menjalankan ibadah puasa manusia tidak sama. Berbagai sikap dan ciri tertentu muncul mewakili kadar keimanan dan hawa nafsu yang dominan dari pembawaan masing-masing individu.

Berdasarkan ciri-ciri tertentu dan sikap bawaan dari orang berpuasa itu, barangkali dapat disebutkan sejumlah istilah yang ditabalkan orang-orang tua agar penjenisan orang yang berpuasa lebih mudah dikenali. Istilah-istilah itu antara lain: Puasa Ludah; adalah istilah yang diberikan kepada orang berpuasa yang kerjanya sebentar-sebentar meludah. Terkadang sulit dimengerti apa maksudnya. Puasa Jam; istilah bagi shaim (orang berpuasa) yang menghitung-hitung jarum jam atau sebentar-sebentar melihat jam dinding atau jam tangan,"Berapa jam lagi, buka ya?". Puasa Kaki; yaitu orang yang pada bulan puasa dari rumah tak makan tak minum (mungkin karena ibu atau istrinya tidak memasak) pergi ke kedai kopi, warung-warung dan sebagainya bersembunyi dibalik spanduk bekas, tak nampak apa-apa selain kaki "doang". Puasa Ular; yaitu puasa yang bawaannya melingkar seperti ular, tidur melulu sampai berbuka tiba. Puasa Harimau; puasa jenis ini kerjanya marah-marah melulu. Salah sedikit, sudah mendamprat, "Orang lagi puasa ini, jangan cari perkara kau". Puasa Bukaan; yakni orang berpuasa yang pagi-pagi sudah nanya pembantu, isteri, kakak atau ibu, "Apa bukaan nanti sore?". Setiap hari menanyakan bukaan begitu dan memesankan bukaan untuk keesokan hari, "Besok masak ini, ini, beli ini, ini, ya?".

Mungkin kalau dibagi-bagi secara lebih spesifik, agaknya akan ditemukan banyak kesulitan. Sebab, masih banyak lagi fenomena-fenomena lain yang belum dapat digali lebih dalam lagi menurut ilmu psikologis mengenai perilaku orang berpuasa. Namun jelasnya, sejak zaman Rasulullah, SAW, tabi'ien dan generasi selanjutnya hingga masa sekarang, para Ulama, Ahli Ushul, Fuqaha telah mencoba memberikan penjenisan (klasifikasi) dan pembedaan puasa menurut tingkatan.

Firman Allah QS. 17 al-Isra': 52: "Makan minumlah kamu dan jangan berlebih lebihan, sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan". Rasulullah SAW bersabda:
"Adakala orang yang puasa itu tidak mendapatkan pahala apa-apa dari puasanya kecuali haus" (HR. An-Nasa-i) Nabi Saw. bersabda dalam hadits lain; "Bukan yang bernama puasa itu sekedar menahan makan dan minum, tetapi puasa yang sesungguh-sungguh itu menahan dari laghu (perbuatan, perkataan sia-sia) dan kata-kata yang keji (seperti memaki, menghina)" (HR. Muslim).

Menurut Syaikh Muhammad Jamaluddin al-Fasimy ad-Damsyiqi dalam kitab Mauizhatul Mu'minin yang merupakan sari dari Ihya Ulumudiin karya Imam al-Ghazali (halaman 61) tentang Pembagian Puasa dijelaskan, puasa ada tiga tingkatan yakni, puasa umum, puasa khusus dan puasa khususul khusus. Puasa Umum merupakan penjagaan perut, kemaluan dari dari memperturutkan nafsu seperti nafsu makan, minum, seks dan sebagainya yang menyebabkan batalnya puasa. Sedangkan, puasa khusus tidak hanya menjaga hal-hal yang membatalkan puasa, tapi juga menjaga hal-hal yang membuat hilangnya pahala puasa. Sperti menjaga, pendengaran, pandangan, lidah, tangan, kaki dan semua anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa. Dan yang terakhir, puasa kushusul khusus, adalah tingkatan di mana tertahannya hati dan pemikiran dari kepentingan dunia. Dengan demikian hati pun terjaga dari mengingat dan memikirkan selain Allah secara keseluruhan aktifitas.

No comments:

Post a Comment