Thursday 21 May 2009

Ramadlan Bulan Keampunan

Selagi ia bukan seorang Nabi dan Rasul yang ma'tsum, tak ada jaminan bagi seorang manusia yang luput dari dosa, kesalahan maupun kekhilafan. Sebab kata asal manusia sendiri adalah "Nasia" yang membentuk kata al-Insan, an-Nas, berarti Nisyan, pelupa, yang lalai. Jadi, bersalah adalah sifat manusia. Hadits Rasul Saw. Pun menyebutkan, "Setiap bani Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat dari kesalahannya". Namun, dengan Rahmat Allah yang Maha Luas yang Dia tetapkan bagi Dzat-Nya, Allah memberikan ampunan bagi segala dosa manusia walaupun sebanyak buih dilautan, sebanyak bintang dilangit atau seberat bukit Uhud. Allah menjamin, setiap dosa pasti ada ampunan kecuali dosa syirik (menyekutukan Allah). Hanya saja dituntut kepada manusia untuk mengakui kesalahannya kepada Allah, dan Rasul-Nya memohonkan Ampun atas dosa-dosanya. Firman Allah QS. Annisa' 4 : 64, "Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sungguh jika mereka ketika menganiaya diri (berbuat kesalahan) datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun memohonkan Ampun untuk mereka, tentulah mereka akan mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang".

Datangnya bulan Ramadlan merupakan kesempatan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Sebab bulan ini adalah bulan maghfirah, bulan keampunan. Oleh karena itu disyariatkan bagi Umat Islam untuk menyemarakkan Ramadlan dengan melakukan amal-amal yang mendukung permohonan Ampun kita sebagaimana yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya baik amalan wajib maupun amalan sunnat, seperti: Puasa Ramadlan, Shalat Malam, memperbanyak sedekah, dzikir dan I'tikaf serta memohon berkah lailatul Qadr dan 'amal-amal yang disunnahkan lainnya.

Sabda Nabi Saw. "Siapa yang berpuasa Ramadlan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhari dan Muslim)."Siapa yang puasa karena iman, dan karena mengharap pahala dari Allah diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Dan siapa yang mendapatkan bulan Ramadhan sementara ia belum menunaikan puasanya, maka sesungguhnya ia tidak akan ditema apapun darinya (ibadah) hingga ia berpuasa" (HR. Ahmad dari Abu Hurairah).

"Bulan puasa merupakan bulan yang telah diwajibkan Allah puasanya, dan aku memberi sunnah kepada kamu mendirikan (sholat lail)nya. Siapa yang puasa dan mendirikan (sholat lail)nya benar-benar karena iman dan penuh perhitungan (mengharap pahala dari Allah), akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari saat dia dilahirkan ibunya" (HR Ibu Majah dan Baihaqie dari Abdurrahman bin 'Auf).

Dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda: "Siapa yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadr karena iman, dan karena mengharap pahala dari Allah diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Muttafaqun Alaih). Dalam hadits lain, Nabi SAW juga bersabda: "Siapa yang menegakkan bulan Ramadhan karena iman, dan karena mengharap pahala dari Allah diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Muttafaqun Alaih).

Diriwayatkan, bahwa pada suatu malam Nabi SAW naik Mimbar lalu bersabda: Amin, amin, amin. Maka ia ditanya, "Ya Rasulullah kenapa Engkau naik Mimbar lalu membaca Amin, amin, amin, ? Nabi Saw menjawab, "Malaikat Jibriel Al Washliyah datang kepadaku dan berkata : Siapa yang mendapati bulan Ramadlan tetapi belum juga diampunkan baginya hingga mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkannya. Katakanlah Amien, maka aku berkata, amin. Dan siapa yang mendapati kedua ayahnya bundanya atau salah satunya lalu tidak taat pada keduanya hingga mati dan masuk neraka maka Allah menjauhkannya, katakanlah Amin, maka aku berkata Amin. Dan Siapa yang mendengar namamu disebut padanya, tiba-tiba ia tidak membacakan sholawat untukmu, hingga mati dan masuk neraka maka Allah menjauhkannya, katakanlah amin, maka aku berkata amin". (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).

Sabda Nabi Saw., "Shalat lima waktu, shalat Jumat ke shalat Jumat lainnya, dan Ramadlan ke Ramadlan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya (jarak waktu-waktu tersebut) jika dosa-dosa besar ditinggalkan (al-kaba-ir)" (HR. Muslim).
Sangat banyak hadits-hadits yang menjelaskan "besarnya peluang keampunan" di bulan Ramadlan, terutama pada sepuluh hari bagian pertama (malam 1-10) dari tiga bagian Ramadlan sebagaimana yang menurut pembagian Nabi Saw sendiri. Wallahu A'lam.

No comments:

Post a Comment